RANGKUMAN TUGAS SEJARAH TENTANG KERAJAAN DI KALIMANTAN DAN SULAWESI
Kerajaan- kerajaan islam di kalimantan
1. Awal mula perkembangan islam di kalimantan
Pada waktu islam berkembang diseluruh kepulauaan
indonesia kerajaan majapahit hindu diperintah oleh brawija putera angka wijaya,
yang kemudian mengalami keruntuhan raja yang dirobohkan kerajaan majapahit ialah
raden patah dengan delapan menterinya
yaitu sunan ngampel.sunan
giri.sunan drajat, sunan gunung jati. Sunan kudus, ngundung dan sunan demak.
Mulai itulah agama islam disebar diseluruh indonesia . yang menjadi islam
sesungguhnya adalah haji purwa putera brawijaya maesa tandrana dan
lari ke cirebon. Dicirebon agama islam disebarkan oleh syech bin maulana malik
syech ibrahim yang bergelar sultan gunung jati.
Sedang kan kerajaan isalam dikalimantan
ada dibanjarmasin sejak pangeran samudra atau pangeran suriansyah alias
maruhum ialah: 1. (kerajaan banjar masin tahun 1540 dalam pemerintahan pangeran
samudra (yang kemudian di islamkan bernama pangeran suriansyah atau maruhum);
(2) kota waringin tahun1620. Sultannya yang pertama ratu bagawan; (3) pasir (tanah
grogot) tahun 1600. Didirikan oleh orang arab yamg menikah dengan seorang
puteri sultan (puteri petung); (4) kutei (kutai) tahun 1600. Diperintah
oleh raka mahkota; (5) berau dan bulongan tahun 1700, diperintah oleh raja
adipati ; (6) pontianak tahun 1450; (7) matan tahun 1743, didirikan oleh
seorang arab bernama syarif husin; dan (8) mempawa tahun 1750, juga oleh
seorang arab bernama syarif husin.
Mula-mula kerajaan hindu berperang dengan kerajaa
islam, tetapi akhirnya kerajaan hindu menyerah , yaitu kerajaan hindu dicandi
laras dan candi agung juga ditanjung pura dan lain-lain. Sebagian
rakyat memeluk agama islam termasuk sebagian rakyat dayak dipantai-pantai.
Rakyat dayak yang telah masuk islam , ialah yang sering disebut sebagai dayak
melayu, yang kebanyakkan di kuala kapuas , tumpung laung (barito) dan beberapa
kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku dayak , hanya sudah memeluk agama
islam.
Pangeran samudra (suriansyah) pernah meminta seorang
puteri bernama biang lawai untuk dijadikan istri. Biang lawai, adalah adik
patih dadar, patih muhur, dan mengijin perkawinan, hanya dengan perjanjian
tidak akan di islamkan.mula-mula oleh pangeran samudra, disanggupi, tetapi
sesudah sampai istana, putri itu dikabarkan diislamkan. Kabar tersebut sampai kepada
patih muhur bersaudara, menimbulkan amarah patih rumbih dari kahayan , patih
muhur dari bakumpai (barito)dengan ilmu gaib, berhasil merampas saudaranya
kembali, biang lawai, dari istana sultan dan dibawanya kesungai katan.
Pangeran samudra memerintah balatentaranya untuk
mencari perempuan tersebutdipedelaman. Tetapi karena balatentara patihn muhur
sangat hebat, maka mundur lah balatentara sultan.
Patih muhur dan patih rumbih mundur dan
membuat pertahanandi taliu dikampung tundai. Sesudah itu mereka mundur lagi
membuat pertahanan didanau karam bersebrangan dengan negeri goha kahayan.
Mereka menyebrangi danau tersebut dan dipasang dundang, bambu yang diruncingkan
dibawah jembatans ehingga sewktu-wktu jembatan tersebut dapat
diputuskan jika balatentara sultan lewatatas jembatan dan luka-luka
terkena bambu yang diruncingkan dibawahnya. Perahu-perahu mereka dapat
dirampas oleh patih rumbih ditengelamkan . sekarang tempat tersebut
dinamai berayar yang artinay “berlayar”.
Diantara tempat pertempuran-pertempuran tersebut
dengan bentengnya ialah sungai muhur (barito), parabingan, (pangkoh) bukit
rawi, tewang pajagen, tewah, hulu kaspuas dan lain-lain.
Tentang tersebarnya agama islam dari banten
kedaerah kalimantan dapat kita baca artikel kerajaan islam dari banten di
karang an R. Muchtadi dalam almanak muhamadyah 1357 H (1938) hlm. 166 dan 169,
antara lain ditulis : aliudin sultan banten bergelar abu mufakir muhamad
aliudin, dia beramah tamah dengan kompeni, dan mendapat kebebasan sisa utang
kerajaan banten sebanyak 60.000 ringgit, bekas menempuh landak (tahun 1698
ditentukan , bahwa landak dan sukadana diserahkan pada kompeni. Daerah pantai
barat kalimantan diperintah oleh sultan abdurahman yang mendirikan kota
pontianak.
Sultan muhamad aliudin hanya berputera seorang saja
dan meninggal ketika masih kanak-kanak tahun1786. Sultan zainal abidin dari
banten memasuki landak, matan. Tahun 1699. Kapal kompeni /VOC dan 75 pecalang
banten berlayar kesukadana diperintahkan oleh sultan agung (pangeran agung),
keponakan sultan banten yang bergelar panebahan.
Sultan landak didibantu oleh orang bugis dapat
merebut kembali daerahnaya . sehingga panebahan dapat dipukul mundur , dengan
keluarganya melarikan diri ke anyer (banten). Landak dipegaruhiselama 80
tahun (1699-1778).
2. Kesultanan Pasir
Dahulunya rakyat dayak pasir, diperintahkan oleh
kepala-kepala dari rakyat dayak sendiri . ada seorang kepala suku dayak yang
sangat berpengaruh , yang bernama tamanggung tokio, mengusulkan agar didaerah
daerah dikepali oleh sorang kepala suku dan untuk itu diminta sultan yang dekat
tempat tinggalnya. Mereka telah berangkat dengan perahu yang penuh
bermuatan emas dan perak, yang dianugrahkan kepada nya kepada raja yang
baru , mereka telah pergi ke utara dan selatan, tetapi tak ada mendapat
seorangpun yang dipandang cakap. Tamanggung tokio sangatlah sedih sampai tidak
minum dan makan , kemudian dalam mimpinya ia melihat seorang tua yang berkata
kepadanya:
Untuk mendapat raja, baiklah engkau pergi kelaut,
dan disitu engkau memperoleh sepotong bambu, yang ruasnya tarapung apung
dilaut ambilah bambu itu, dan bungkuslah dengan sutra kuning, karena
didalam bambu itu ada sebutir telur yang harus dirabun diberi asap dupa, menyan
dan garu. Dan dari telur itu nanti akan dilahirkan seorang raja perempuan.
Pada esokkan harinya sesudah dia bangun, tamanggung
tokio menuruti pesan perempuan dalam mimpinya . sesudah 3 hari 3 malam telur
itu didupakan, maka terbelah dua lah buluh itu dan dari telur itu pecah pula
dan dilahirkan seorang bayi puteriyang cantik jelita. Anak itu sama sekali
tidak mampu menyusu, setelah berusaha dapatlah ia diberi makanan dengan susu
kerbau putih: lambat laun menjadi akil balig.
Puteri inilah yang diangkat jadi raja *(ratu pasir)
, dan waktu ia berumur 15 tahun ia telah dinikahnkan , tetapi malang
sekali ia tidak mendapat keturunan sihingga harus diceraikan beberapa kali.
Seterusnya sesudah kawin yang ketujuh kali , belum
juga mempunyai anak, kebetulan datang lah seorang arab dari jawa (gresik),
terus dikawin kan dengan sang puteri . orang yang dari gresik tersebut
dicarinya dukun agar membuang sari bambu yang ada pada sang puteri sehingga
bisa melahirkan 2 puteri dan satu putera. Puetri yang tertua dikawinkan dengan
seorang arab yang membawa agama islam dipasir (1600). Yang putera sesudah
ibunda mangkat, mengantikan duduk disingasana. Inilah cerita ringkas dari raja
pasir, yang berasal dari sebutir telur dan bersuamikan putera arab dari jawa.
3. Kerajaan Bulongan
Sebagaimana diberau , daerah ini dahulunya juga
diperintah oleh orang dayak sendiri, bersatu dibawah seorang raja dayak yang
bergelar wira, kemudian gelar itu telah dirubah sewaktu orang bugis, melayu dan
lainya datang dikalimantan timur. Mereka menyebarkan agama agama islam dan
mulai waktu itu raja dan sebagian besar orang-orang dayak memeluk agama islma.
S. maulana muhamadkahar udin, cucu sultan yang
pertama dari kerajaan ini pula dipengaruhi oleh berau dan solok yang kerap kali
mancoba merampas bulongan atau tidung, sesudah orang-orang dayak dibulongan
dengan pemimpin raja nya berperang agak lama barulah lah mereka mendapat
kemenangan dan kemerdekaan lagi tahun 1700, selagi pangeran adipati
berkuasa.
4. kerajaan Tidung
ditanjung palas ( pesisir tidung) timur laut batu
tinagat, zaman dulu kala tinggal seorang raja bernama Manteric Gumbang
yang menguasai tidung , solok, bulongan dan kuati. Ia bermata empat, dan
kalau tidur dua matanya senantiasa terbuka . ia sangat bengis sehingga
rakyatnya ingin sekali membunuhnya . mereka mengajak sultan untuk memerintah orang-orang
membuat sebuah peti , sebagi persediaan bilamana diantara keluarga sultan ada
yang wafat.
Telah dibuat sebuah peti yang bagus, yang ukuranya
2x2 depa, dan waktu siap seluruhnya, disuruhlah sultan masuk kedalam untuk
mencoba , terus peti itu ditutup dan dipaku. Ia memanggil dalam peti , tetapi
sia-sia , bahkan sampai tanah disitu turut bergoyang hingga menjadi runtuhnya
beberapa rumah disekeliling nya. Setelah tiga hari mangkatlah beliau , dan
karena peti itu jatuh kedalam laut , terbawa ombak ketimur dan
gosong-gosong teluk Nagas dan disitulah peti tadi menjadi pulau bernama
pulau diLunung.sesudah mangkatnya raja , terjadilah percekcok kan diantara
saudara-saudara nya saling berebut kekuasaan untuk menguasai berau,
solok, bulongan , dan kutai. Akibat dari percekcok itu terbentuklah beberapa
kesultanan sendiri-sendiri.
Beberapa sultan tidung berkuasa atas solok,
bulongan, berau, dan kutai. Penduduk tidung dibawah pimpinan sultan bulongan.
5. Kerajaan Pegatan Dan Pusan
Pada mulanya kerajaan pegatan dan pusan ini pun
diperintah oleh oran-orangdaerah sendiri, aka tetapi orang-orang bugis dari
sulawesi banyak yang masuk dikalimantan timur, maka yang menjadi
raja adalah keturunan bugis. Asalnya seorang kaya bernama puwan dekeh, dia
sebetulnya bukan keturunan raja ; dia mengawini putri dari waju pada ahun 1830,
dan kemudian berserta keluarga dan pengiring-pengiringnya pergi ke kalimantan
timur dan mendirikan pegatan. Sultan pegatan dari ugis diakui oleh
sultan banjarmasin.
Tatkala baginda mangkat maka diganti oleh putranya
bernama hasan pangawa, yang telah diberi pangkat raja oleh sultan banjarmasin
turun temurun sehingga kepada pangeran abdul karim, yang mangkat tidak ada
meninggalkan putera.
6. Kaimantan Barat
Suku dayak dikalimantan barat pada mulanya memunyai
pemimpin sendiri sebagai rajanya, tetapi karena, pengaruh dari luar,
jawa-hindu , bugis, melayu makasar kerajaannya dikendalikan orang lain. Bahwa
kerajaan sambas berdiri tahun 1521, kemudian dipengaruhi kerajaan johor
sehingga beberapa daerahnya diperintah kerajaan johor.
Kerajaan Gowa-Tallo
Sejarah Kerajaan Gowa-Tallo (Makassar) - Pada awalnya, Kerajaan Gowa-Tallo yang
lebih dikenal sebagai Kerajaan Makassar terdiri dari beberapa kerajaan yang
bercorak Hindu, antara lain, Gowa, Tallo, Wajo, Bone, Soppeng, dan Luwu. Dengan
adanya dakwah dari Dato'ri Bandang dan Dato' Sulaiman, Sultan Alauddin (Raja
Gowa) masuk Islam. Setelah raja memeluk Islam, rakyat pun segera ikut memeluk
Islam.
Kerajaan Gowa dan Tallo kemudian menjadi satu dan lebih dikenal dengan nama Kerajaan Makassar dengan pemerintahannya yang terkenal adalah Sultan Hasanuddin (1653-1669). Ia berhasil memperluas pengaruh Kerajaan Makassar sampai ke Matos, Bulukamba, Mondar, Sulawesi Utara, Luwu, Butan, Selayar, Sumbawa, dan Lombok.
Hasanuddin juga berhasil mengembangkan pelabuhannya dan menjadi bandar transito di Indonesia bagian timur pada waktu itu. Hasanuddin mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur. Karena keberaniannya dan semangat perjuangannya, Makassar menjadi kerajaan besar dan berpengaruh terhadap kerajaan di sekitarnya.
Faktor-faktor penyebab Kerajaan Makassar menjadi besar:
1. letaknya strategis, baik sekali untuk pelabuhan; 2. jatuhnya Malaka ke tangan Portugis yang menyebabkan pedagang Islam pindah ke Makassar.
Perkembangan Makassar menyebabkan VOC merasa tersaingi. Makassar tidak tunduk kepada VOC, bahkan Makassar membantu rakyat Maluku melawan VOC. Kondisi ini mendorong VOC untuk berkuasa di Makassar dengan menjalin kerja sama dengan Makassar, tetapi ditolak oleh Hasanuddin. Oleh karena itu, VOC menyerang Makassar dengan membantu Aru Palaka yang telah bermusuhan dengan Makassar. Akibatnya, benteng Borombong dan ibu kota Sombaopu jatuh ke tangan musuh, Hasanuddin ditangkap dan dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya (1667).
Isi Perjanjian Bongaya
1. VOC memperoleh hak monopoli di Makassar. 2. VOC diizinkan mendirikan benteng di Makassar. 3. Makassar harus melepaskan jajahan seperti Bone. 4. Semua bangsa asing diusir dari Makassar, kecuali VOC. 5. Kerajaan Makassar diperkecil hanya tinggal Gowa saja. 6. Makassar membayar semua utang perang. 7. Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone.
Akibat kekalahannya, peranan Makassar sebagai penguasa pelayaran dan perdagangan berakhir. Sebaliknya, VOC memperoleh tempat yang strategis di Indonesia bagian timur. Rakyat Makassar yang tidak mau menerima Perjanjian Bongaya, seperti Kraeng Galesung dan Monte Merano, melarikan diri ke Mataram. Selanjutnya, untuk memperlemah Makassar, benteng Sombaopu dihancurkan oleh Speelman dan benteng Ujung Pandang dikuasai VOC diganti nama menjadi benteng Ford Roterdam.
Dalam bidang kebudayaan, Makassar sebagai kerajaan yang bersifat maritim sedikit meninggalkan hasil-hasil budaya. Peninggalan budaya Makassar yang menonjol adalah perahu pinisi, lambo, dan bercadik. Dalam bidang sastra, diperkirakan sudah lahir beberapa karya sastra. Hanya saja, karya-karya tersebut tidak sampai ke kita. Tetapi pada saat itu sudah ada sebuah buku tentang hukum laut dan perniagaan, yaitu Ade' Allopiloping Bicaranna Pabbalu'e dan naskah lontar karya Amanna Gappa.
Birokrasi Pemerintahan Makassar Di Sulawesi, ditemukan buku kronik, antara lain, Lontara (himpunan cerita yang memuat silsilah raja-raja Gowa, Bone, Wajo, Luwu, dan sebagainya), Sanggala (himpunan cerita yang memuat silsilah raja-raja Toraja), dan I La Galigo (himpunan cerita yang memuat silsilah raja-raja Bugis). Dari sekian banyak kerajaan di Sulawesi Selatan, ada tiga kerajaan besar, yaitu
1. Kerajaan Gowa, rajanya disebut Sombaya ri Gowa (yang disembah di Gowa); 2. Kerajaan Luwu, rajanya disebut Pajunge ri Luwu atau Mapajunge ri Luwu; 3. Kerajaan Bone, rajanya disebut Mangkau'E ri Bone (yang bertakhta di Bone).
Setelah raja-raja Makassar masuk Islam, mereka bergelar sultan. Dalam menjalankan pemerintahannya, raja dibantu oleh suatu dewan yang disebut Kasuwiyang Salapanga (pangabdi sembilan), kemudian diubah menjadi Bate Salapanga (bendera sembilan). Sebagai pembantu raja yang menjalankan undang-undang pemerintahan, majelis diawasi oleh seorang pemimpin yang disebut Paccalaya (hakim).
Setelah raja, jabatan tertinggi di bawahnya adalah Pabbicarabutta yang dibantu oleh Tumailalang Matowa dan Tumailalang Malolo. Tumailalang Matowa bertugas sebagai pegawai tinggi yang menyampaikan perintah raja kepada majelis Bate Salapanga. Adapun Tumailalang Malolo adalah pegawai tinggi urusan istana. Panglima yang memimpin tentara dalam perang disebut Anrong Guru Lompona Tumakjannangang. Mereka bergelar Karaeng atau Gallareng.
Ada lagi jabatan yang disebut Opu Bali Ranten, yaitu bendahara kerajaan. Selain sebagai bendahara, ia juga mengurus masalah perdagangan dan hubungan ke luar. Bidang agama diurus oleh seorang kadhi yang dibantu oleh imam, khatib, dan bilal.
Kerajaan Gowa dan Tallo kemudian menjadi satu dan lebih dikenal dengan nama Kerajaan Makassar dengan pemerintahannya yang terkenal adalah Sultan Hasanuddin (1653-1669). Ia berhasil memperluas pengaruh Kerajaan Makassar sampai ke Matos, Bulukamba, Mondar, Sulawesi Utara, Luwu, Butan, Selayar, Sumbawa, dan Lombok.
Hasanuddin juga berhasil mengembangkan pelabuhannya dan menjadi bandar transito di Indonesia bagian timur pada waktu itu. Hasanuddin mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur. Karena keberaniannya dan semangat perjuangannya, Makassar menjadi kerajaan besar dan berpengaruh terhadap kerajaan di sekitarnya.
Faktor-faktor penyebab Kerajaan Makassar menjadi besar:
1. letaknya strategis, baik sekali untuk pelabuhan; 2. jatuhnya Malaka ke tangan Portugis yang menyebabkan pedagang Islam pindah ke Makassar.
Perkembangan Makassar menyebabkan VOC merasa tersaingi. Makassar tidak tunduk kepada VOC, bahkan Makassar membantu rakyat Maluku melawan VOC. Kondisi ini mendorong VOC untuk berkuasa di Makassar dengan menjalin kerja sama dengan Makassar, tetapi ditolak oleh Hasanuddin. Oleh karena itu, VOC menyerang Makassar dengan membantu Aru Palaka yang telah bermusuhan dengan Makassar. Akibatnya, benteng Borombong dan ibu kota Sombaopu jatuh ke tangan musuh, Hasanuddin ditangkap dan dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya (1667).
Isi Perjanjian Bongaya
1. VOC memperoleh hak monopoli di Makassar. 2. VOC diizinkan mendirikan benteng di Makassar. 3. Makassar harus melepaskan jajahan seperti Bone. 4. Semua bangsa asing diusir dari Makassar, kecuali VOC. 5. Kerajaan Makassar diperkecil hanya tinggal Gowa saja. 6. Makassar membayar semua utang perang. 7. Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone.
Akibat kekalahannya, peranan Makassar sebagai penguasa pelayaran dan perdagangan berakhir. Sebaliknya, VOC memperoleh tempat yang strategis di Indonesia bagian timur. Rakyat Makassar yang tidak mau menerima Perjanjian Bongaya, seperti Kraeng Galesung dan Monte Merano, melarikan diri ke Mataram. Selanjutnya, untuk memperlemah Makassar, benteng Sombaopu dihancurkan oleh Speelman dan benteng Ujung Pandang dikuasai VOC diganti nama menjadi benteng Ford Roterdam.
Dalam bidang kebudayaan, Makassar sebagai kerajaan yang bersifat maritim sedikit meninggalkan hasil-hasil budaya. Peninggalan budaya Makassar yang menonjol adalah perahu pinisi, lambo, dan bercadik. Dalam bidang sastra, diperkirakan sudah lahir beberapa karya sastra. Hanya saja, karya-karya tersebut tidak sampai ke kita. Tetapi pada saat itu sudah ada sebuah buku tentang hukum laut dan perniagaan, yaitu Ade' Allopiloping Bicaranna Pabbalu'e dan naskah lontar karya Amanna Gappa.
Birokrasi Pemerintahan Makassar Di Sulawesi, ditemukan buku kronik, antara lain, Lontara (himpunan cerita yang memuat silsilah raja-raja Gowa, Bone, Wajo, Luwu, dan sebagainya), Sanggala (himpunan cerita yang memuat silsilah raja-raja Toraja), dan I La Galigo (himpunan cerita yang memuat silsilah raja-raja Bugis). Dari sekian banyak kerajaan di Sulawesi Selatan, ada tiga kerajaan besar, yaitu
1. Kerajaan Gowa, rajanya disebut Sombaya ri Gowa (yang disembah di Gowa); 2. Kerajaan Luwu, rajanya disebut Pajunge ri Luwu atau Mapajunge ri Luwu; 3. Kerajaan Bone, rajanya disebut Mangkau'E ri Bone (yang bertakhta di Bone).
Setelah raja-raja Makassar masuk Islam, mereka bergelar sultan. Dalam menjalankan pemerintahannya, raja dibantu oleh suatu dewan yang disebut Kasuwiyang Salapanga (pangabdi sembilan), kemudian diubah menjadi Bate Salapanga (bendera sembilan). Sebagai pembantu raja yang menjalankan undang-undang pemerintahan, majelis diawasi oleh seorang pemimpin yang disebut Paccalaya (hakim).
Setelah raja, jabatan tertinggi di bawahnya adalah Pabbicarabutta yang dibantu oleh Tumailalang Matowa dan Tumailalang Malolo. Tumailalang Matowa bertugas sebagai pegawai tinggi yang menyampaikan perintah raja kepada majelis Bate Salapanga. Adapun Tumailalang Malolo adalah pegawai tinggi urusan istana. Panglima yang memimpin tentara dalam perang disebut Anrong Guru Lompona Tumakjannangang. Mereka bergelar Karaeng atau Gallareng.
Ada lagi jabatan yang disebut Opu Bali Ranten, yaitu bendahara kerajaan. Selain sebagai bendahara, ia juga mengurus masalah perdagangan dan hubungan ke luar. Bidang agama diurus oleh seorang kadhi yang dibantu oleh imam, khatib, dan bilal.